RSS

KEPALA GATAL, KAKI DIGARUK

02 Jun

Buruk muka cermin dibelah

Kepala gatal, kaki pula yang digaruk

Para cerdik pandai dahulu dengan piawai menggambarkan situasi apapun dengan kata-kata singkat yang penuh makna dan isi. Itulah saat budaya Melayu berkibar cerah. Gajah Mada di timur dan selatan, Hang Tuah di barat dan utara. Tetapi saat ini saya tidak sedang membicarakan Gajah Mada atau Hang Tuah. Saya hanya ingin membicarakan kerancuan dalam pikiran.

Masih terbayang jelas sebuah iklan dari kepolisian beberapa tahun yang lalu. Iklan tentang seorang ibu yang berdiri di balik teralis rumahnya sendiri yang berpagar rapat. Tulisan di bawahnya berbunyi : “Bukan Anda yang seharusnya berada di balik terali.”

Salut untuk kepolisian. Iklan itu benar secara substansial. Tidak seharusnya kita terpenjara di rumah kita sendiri. Para penjahatlah yang harus berada di balik terali. Artinya, rumah dan lingkungan kita harus aman. Hingga berjalan-jalanpun menjadi nyaman. Kewajiban polisi menangkap pelaku kriminal dan menciptakan rasa aman. Hak warga negara mendapatkan rasa aman itu.

Tetapi tidak semua orang berpikir “normal dan wajar”. Ada sebagian orang yang berpikir rancu. Bagi mereka nampaknya segala sesuatu seperti terbalik. Daripada was-was disantroni perampok, maka lebih baik memasang terali di setiap jendela dan pintu rumah. Lengkap dengan pagar tinggi berjeruji. Alih-alih membangun dan membina masyarakat agar tidak bertindak kriminal, tentu lebih mudah memasang alarm atau membayar satpam berpatroli.

Itulah mereka yang terkena syndrom kepala gatal, kaki digaruk!!

Beberapa waktu yang lalu sejumlah relawan internasional berusaha menembus blokade Israel menuju Gaza, dan akhirnya ditembaki. Reaksi wajar – menentang dan mengecam Israel, marak bermunculan. Hampir semua negara mengecam tindakan Israel. Sampai akhirnya muncul orang-orang yang berpikir terbalik.


Konteks sudah berpindah menjadi absurd. Dari kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel, masalah lalu terbang menjadi ‘kejahatan Mesir dan agama Islam’.

Padahal relawan adalah manusia. Yahudi Israel juga menusia biasa. Warga Palestina dan penduduk Mesir manusia juga. Jika satu dari sekian banyak manusia itu melanggar kemanusiaan, maka itulah penjahatnya.

Kalau Anda dicopet di dalam bis kota, dan tak satupun penumpang yang berani menolong Anda, siapa yang salah? Siapa penjahatnya? Anda tidak bisa menyalahkan penumpang lain. Kesalahan tetap ada pada pencopet.

Penumpang bukanlah penjahat. Pencopet itulah penjahatnya, apapun agamanya!

Tetapi jika ada penumpang yang berani membela Anda menghadapi sang pencopet – gagal atau berhasil – dialah pahlawannya, apapun agamanya!

Seandainya pengangguran di suatu negara semakin banyak dan angka kemiskinan tambah membengkak, salahkan pemerintahnya. Jangan menyalahkan kenaikan harga minyak dunia, atau jatuhnya saham di lantai bursa.

Jadi, semue kudu jelas pren, nyang mane penjahatnye!!

***

_____________________

Note : repro status fb ini semata-mata hanya digunakan untuk ‘pemanis dan pelengkap artikel’; bukan berarti penulis status dan para komentator adalah mewakili ‘tokoh rekaan’ yang terdapat dalam artikel ini. Mohon dimaklumi.

 
19 Komentar

Ditulis oleh pada 2 Juni 2010 inci Opini

 

Tag: ,

19 responses to “KEPALA GATAL, KAKI DIGARUK

  1. bundadontworry

    2 Juni 2010 at 10:16

    di Al-Qur’an dalam surat bani israil , sudah disebutkan, bahwa krn kesombongannya bangsa israel gak akan pernah punya tempat di dunia ini, dan memang mereka kini selalu berupaya dgn segala macam cara utk merebut tanah palestina.
    jadi, penjahatnya ya tetap saja israel.
    wong dia kok yg mau merampas.
    salam

     
    • wardoyo

      2 Juni 2010 at 16:59

      Terimakasih untuk tambahannya, bunda.
      Jika setiap orang bisa fokus dan memahami substansi pasti segala sesuatu menjadi mudah. Jelas sekali kalau penjahat kemanusiaannya adalah Israel, maka gak perlu menyalahkan Mesir atau bahkan Amerika sekalipun. Jika dunia Islam mau membela Palestina dan menghukum pencopet Zionis Israel pasti bisa.

       
  2. iip albanjary

    2 Juni 2010 at 11:06

    ada yang bilang,
    fenomena tersebut namanya ‘sesat pikir’

    🙂

     
  3. Kakaakin

    2 Juni 2010 at 11:58

    Wah… itu sih namanya salah garuk.
    Kalau saya termasuk yang mengecam tindakan penyerangan itu, Pak.

     
    • wardoyo

      2 Juni 2010 at 17:02

      Ya ya… sama dengan saya juga….

       
  4. masakan

    2 Juni 2010 at 14:17

    semoga orang-orang yang terimpa musibah mendapat ketabahan, bagi yang membuat orang menderita medapat balasan yang setimpal dari Allah SWT… amien…
    salam kenal pak

     
    • wardoyo

      2 Juni 2010 at 17:05

      Amin… kita hanya bisa berdoa dan mengirim support dukungan untuk yang sedang “berjuang” di Gaza.
      Salam kenal juga.

       
  5. kopral cepot

    3 Juni 2010 at 11:15

    Jaman ketika manusia bukan sebage manusia lagie

    _____________________________

    setuju kang ….

     
  6. agus

    5 Juni 2010 at 07:42

    Setuju dengan bunda, selain itu antara Yahudi dan Islam akan terus berperang hingga hari kiamat,
    pada akhirnya umat islam pemenangnya, sampai-sampai batu dan kayu pun ikut bicara saat seorang yahudi bersembunyi di belakangnya, kecuali satu pohon yaitu pohon Gharqad, katanya saaat ini orang yahudi membudidayakan jenis pohon tersebut, aneh mereka kok lebih percaya hadist dari rasulullah dibanding sebagian dari umat islam sendiri.

    tentang Mesir, sama halnya Indonesia. Pemerintahlah yang tidak dapat berbuat banyak, mungkin karena adanya tekanan politik atau apakah namanya. Namun, pasti ada orang-orang di dalamnya yang ikut tergerak hatinya atas peristiwa yang menimpa Palestina. Demikian pula negara-negara islam lainnya seperti arab saudi, yordania, yaman dll.

     
    • wardoyo

      5 Juni 2010 at 18:39

      Terimakasih untuk pencerahannya, mas Agus.

       
  7. sedjatee

    7 Juni 2010 at 05:43

    segitu parahnya ya nergara mesir…
    memang ada beberapa negara yang sungkan berpendapat tentang palestina
    itu hanya karena sungkan kepada negara-negara besar
    maklumlah negara kecil sangat dikendalikan negara lain
    thanks doa dan dukungannya mas Wardoyo
    tetap semangat, Palestina…

    sedj

     
  8. wardoyo

    7 Juni 2010 at 07:24

    Terimakasih, bung sedjatee. Faktanya sekarang, ketika negara2 sekuler Barat mengecam Israel, justru negara2 Islam tidak terdengar suaranya… Ataukah beritanya dieleminir untuk membentuk kesan tertentu.
    Apakah demonstrasi anti Israel di Indonesia ditayangkan di jaringan tv dunia dan ditonton masyarakat Arab atau Venezuela? Saya mengamati berita. Ada demo anti Israel dimana-mana, kecuali… Mesir, Arab Saudi, Irak, Filipina, Italia, Spanyol, Portugis, Jepang dll.

     
  9. Ifan Jayadi

    8 Juni 2010 at 03:23

    Kesalahan salah satu pihak, janganlah menjadikan kita menyamaratakan bahwa semua pihak dalam sistem tersebut juga salah. Itu hanya oknum, tidak mewakili pandangan dari mereka yang mayoritas tidak menyetujui hal tsb

     
  10. Keping Hidup

    8 Juni 2010 at 04:52

    Bebaskan Gaza dari blokade – semangat yang mendasari Barat untuk membantu adalah solidaritas kemanusiaan sedangkan umat Islam seharusnya solidaritas persaudaraan

     
    • wardoyo

      8 Juni 2010 at 12:37

      Terimakasih, bung untuk kunjungan paginya. Apa yang Anda kemukakan masih perlu dicerna lagi.
      Semua anak Adam adalah saudara, itu kan sabda Nabi Suci. Semua manusia itu sama saja, sama-sama makhluk Allah.
      Kemanusiaan itu mengatasi persaudaraan sempit. Salam.

       
  11. Delia

    8 Juni 2010 at 12:25

    Jangan sampai salah Garuk..
    kadang begitu masalah akhirnya panjang..
    buatku tetap israel..
    duhhh kapan sih tuh negara bisa sdikit berprikemanusiaan 😦

    __________________________

    kapan yaaa…. tunggu saja mbak… coming soon…

     
  12. Abdul Aziz

    8 Juni 2010 at 16:38

    Assalamu’alaikum,
    Buruk muka cermin dibelah, ini merupakan watak sebagian dari kita untuk menyalahkan pihak lain. Sebagian dari kita banyak yang merasa diri paling benar, dan orang lain salah. Kita berkewajiban menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai Muslim, tentu kita memperjuangkan nilai kemanusiaan yang didasari nilai-nilai Islam

    Terima kasih Mas.
    Wassalam,

    ____________________________

    Setujuuu. Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Tetaplah berpikir jernih.
    Salam.

     
  13. Ardhiansyah

    19 Juni 2010 at 20:37

    tulisan yang bagus.. lam kenal bos…

     
    • wardoyo

      19 Juni 2010 at 22:04

      Terimakasih….
      salam kenal juga.

       

Tinggalkan Balasan ke wardoyo Batalkan balasan